Prenatal adalah periode antara setelah pembuahan hingga
sebelum melahirkan. Periode ini disebut juga antenatal dan dapat dibagi menjadi
:
Ø
Trimester 1 (0-12 minggu)
Ø
Trimester 2 (13-27 minggu)
Ø
Trimester 3 (28 minggu-sebelum melahirkan)
Prenatal check-up bermanfaat untuk mengetahui ada tidaknya
resiko gangguan kesehatan pada ibuh hamil, yang berakibat buruk pada janin,
sehingga dapat :
Ø
Meningkatkan kualitas hidup ibu hamil
Ø
Memastikan rencana perawatan yang diperlukan
selama kehamilan dan pada saat persalinan.
Prenatal check-up sebaiknya mulai dilakukan pada awal
kehamilan yaitu trimester 1.
Panel pemeriksaan sebagai bagian dari Prenatal Check-up
terdiri dari :
A.
Hematologi Rutin
Pemeriksaan hematologi memberi
informasi tentang jumlah sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin,
trombosit, hematokrit dan lain-lain yang bermanfaat untuk mengevaluasi
kemungkinan adanya penyakit/kelainan darah seperti anemia, thalassemia,
leukimia, trombositopenia yang dapat mempengaruhi janin.
B. Golongan
Darah ABO dan Rhesus
Pemeriksaan golongan darah
bermanfaat untuk mencegah ketidaksesuaian golongan darah pada saat transfusi.
Pemeriksaan golongan darah Rhesus bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan
ketidaksesuaian rhesus yang menyebabkan antibodi ibu menyerang sel darah merah
janin atau disebut dengan erythroblastosis fetalis, sehingga janin mengalami
anemia, kerusakan otak dan jantung atau akibat fatal lainnya.
C. Urine
Rutin
Pemeriksaan
urine rutin bermanfaat antara lain untuk mendeteksi adanya gula dan protein
dalm urine. Bila ditemukan protein yang berlebihan pada urine ibu hamil, maka
diwaspadai adanya infeksi saluran kemih, penyakit ginjal atau preeklampsia
(salah satu jenis hipertensi pada ibu hamil). Infeksi saluran kemih terkait
dengan peningkatan resiko kelahiran bayi prematur, berat badan bayi lahir
rendah, dan kematian janin; sementara preeklampsia merupakan salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil.
D. Glukosa
Puasa dan 2 Jam PP
Kedua
pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi terjadinya diabetes gestasional,
diabetes yang tejadi hanya pada masa kehamilan. Diabetes gestasional
mengakibatkan kesulitan pada saat melahirkan, keguguran dan resiko preeklampsia
pada ibu, sedangkan pada janin diabetes gestasional dapat mengakibatkan
keguguran kerusakan pada otak dan jantung janin, atau berat badan janin
berlebih.
E. HBsAg
Pemeriksaan
HBsAg berguna untuk mengetahui ada tidaknya infeksi oleh virus Hepatitis B pada
ibu hamil. Infeksi ini beresiko ditularkan dari ibu hamil kepada janinnya.
F.
Pemeriksaan VDRL/RPR
Pemeriksaan
VDRL/RPR bermanfaat untuk mengetahui infeksi sifilis. Infeksi sifilis pada
wanita hamil yang tidak diobati dapat menyebabkan sifilis kongenital (bawaan)
dengan tingkat penularan dari ibu ke janin berkisar 10-100% tergantung tingkat
infeksi yang dialami ibu. Pemeriksaan sifilis dianjurkan pada trimester 1 untuk
semua wanita hamil dan bagi yang memiliki resiko tinggi maka diulang kembali
pada trimester 3.
G. Anti
Toxoplasma IgG dan IgM
Pemeriksaan
Anti Toxoplasma IgG dan IgM bermanfaat untuk mengetahui status antibodi
terhadap parasit Toxoplasma. Infeksi toxoplasma untuk pertama kali pada wanita
hamil menimbulkan masalah serius karena beresiko tinggi menularkan ke janin
yang dapat menyebabkan keguguran dan berbagai kelainan bawaan pada janin.
H. Anti
Rubella IgG dan IgM
Pemeriksaan antibodi terhadap
virus Rubella bermanfaat untuk mengetahui status antibodi dan skrining infeksi
Rubella. Infeksi Rubella untuk pertama kali berbahaya bagi wanita hamil muda
karena dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti tuli, buta bahkan
keguguran.
I.
Anti CMV IgG dan IgM
Infeksi
CMV untuk pertama kali pada kehamilan memiliki resiko penularan terhadap janin.
Penularan dari ibu ke janin selama masa kehamilan merupakan penyebab utama
infeksi CMV kongenital yang dapat mengakibatkan pembesaran hati, kuning (jaundice/ikterus),
pengapuran otak, tuli, keterbelakangan mental pada janin.
J.
Anti HSV2 IgG dan IgM
Kedua
pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui infeks yang disebabkan oleh herpes
tipe 2. Wanita hamil dengan Anti HSV 2 IgG positif perlu diperiksa kembali pada
trimester 3, untuk memastikan ada tidaknya infeksi ulang. Jika terdapat infeksi
ulang proses persalinan dianjurkan dengan bedah caesar, untuk mencegah
terinfeksinya bayi saat melewati jalan lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar