Kamis, 02 Juni 2011

Penyakit yang dibawa oleh lalat


Jenis penyakit dengan lalat sebagai vektor antara lain:

1. Estamoeba dysenteriae

Entamorba hestolyca adalah Organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, kucing, anjing dan babi. Vektornya adalah musca domestica (lalat rumah) dan kecoa. Penularan terjadi karena makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh kista yang dibawa oleh vektor. Gejala yang dapat ditmbulkan antara lain; sering buang air besar, fesesnya sedikit-sedikit dengan lendir dan darah, dan biasanya disertai rasa sakit diperut (kram perut), dan biasanya tidak demam. Upaya pencegahannya dengan perbaikan sanitasi lingkungan, dan pencegahan kontaminasi makanan, pembasmian vektor serta perbaikan cara pembuangan kotoran yang baik serta cuci tangan setelah defakasi.

2. Penyakit kala-azhar

Penyakit kala-azhar adalah penyakit yang disebabkan oleh Golongan protozoa yaitu laishmania donovani. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya antara lain; deman tinggi, menggigil, muntah-muntah. Terjadi pengurusan badan dan hepar bengkak. Bila tidak diobati menyebabkan kematian. dan upaya pencegahannya adalah dengan pencegahan penderita, menghilangkan sampah yang busuk (tempat perkembang biakan lalat), dan menghindari gigitan.

3. Penyakit leishmaniasis

Penyakit leishmaniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Golongan protozoa yaitu laishmania tropica. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomuss. Gejalanya adalah terjadinya kupula ditempat gigitan, kulit tertutupi kerak dan keluarnya exudate yang lengket serta terjadinya kerusakan jaringan. Upaya pencegahan dengan penutupan kulit dan pemberantasan serangga.

4. Penyakit mucocutaneus

Penyakit mucocutaneus merupakan penyakit yang disebabkan oleh golongan protozoa yaitu laishmania braziliensis. Vektornya adalah lalat penghisap darah pheblotomus sp. Gejalanya adalah terjadinya papula berwarna merah pada tempat gigitan dan terjadinya perubahan bentuk pada permukaan yang digigit.

5. Sleeping sickness (penyakit tidur)

Sleeping sickness merupakan penyakit yang disebabkan oleh golongan protozoa trypanosoma gambiense. Vektornya adalah lalat glossina sp. Gejala meliputi tiga fase, yaitu fase (1) dimana Trypanosoma gambiense berada dalam tubuh, fase (2) dimana berada dalam jaringan dan fase (3) berada dalam susunan syaraf. Fase (1) dengan gejala rasa gatal pada tempat gigitan dan diikuti demam, sakit kepal, menggil dan kehilangan nafsu makan. Fase (2) dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening, liver, sakit kepala, sakit sendi-sendi, lamah dan ruam dikulit. Fase (3) dengan gejala lemah, malas, tubuh kaku dan tidur dengan tidak terkendali.

6. Penyakit onchocerca volvulus.

Penyakit ini disebabakan oleh Cacing onchocerca volvulus. vektornya adalah lalat penghisap darah (simulum sp). Penyakit yang ditimbulkan adalah radang pada tempat gigitan dan diikuti dengan adanya tonjolan. Perkembangan nodula sangat lambat dan dalam waktu 3-4 tahun hanya mencapai ukuran 2-3 cm. Bila infeksi tonjolan mengenai mata menyebabkan kebutaan. Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan nyamuk dan pengobatan penderita.

7. Calabar (calabar swelling).

Penyakit calabar (calabar swelling). Merupakan penyakit yang sebabkan oleh cacing loa-loa. Vektor cacing ini adalah lalat tabanid genus chrysops. Gelaja penyakit ini adalah pembengkakan jaringan adan terjadi benjolan sebesar telur ayam. Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan serangga dan pengobatan penderita.

Siklus Filariasis

Siklus hidup cacing filaria dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut menggigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga mikrofilaria yang terdapat ditubuh penderita ikut terhisap kedalam tubuh nyamuk. Mikrofilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk, kemudian menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot dada (toraks). Bentuk mikrofilaria menyerupai sosis yang disebut larva stadium I. Dalam waktu kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang yang disebut larva stadium II. Pada hari ke sepuluh dan seterusnya larva berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tumbuh menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah larva stadium III. Gerak larva stadium III ini sangat aktif, sehingga larva mulai bermigrasi mula-mula ke rongga perut (abdomen) kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.

Apabila nyamuk yang mengandung mikrofilaria ini menggigit manusia. Maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama dengan aliran darah dalam tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Didalam pembuluh limfe larva mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium V. Cacing filaria yang sudah dewasa bertempat di pembuluh limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi pembengkakan.

Siklus Malaria

Nyamuk Anopheles (betina) menghisap darah penderita dan terbawa gametosit kedalam lambung nyamuk. Mikro(sel jantan) dan Makrogametosit (sel betina) akan kawin dan terbentuk Zygote dan migrasi menembus dinding lambung membentuk Ookinet dan selajutnya mengadakan sporulasi membentuk Sporosoit tersebar keseluruh tubuh nyamuk terutama di kelenjar ludah nyamuk Anopheles. Waktu yang diperlukan untuk memperbanyak diri sejak masuk tubuh nyamuk sampai siap ditularkan di kelenjar ludah sekitar 7 – 14 hari (tergantung dari jenis plasmodium dan kondisi lingkungan).

Nyamuk yang sudah mengandung sporosoit (infektif) dalam kelenjar ludahnya akan menggigit orang sehat dan melepaskan sporosoit kedalam aliran darah dan selanjutnya bersembunyi di dalam sel-sel hepar untuk melakukan perbanyakan dan melepaskan stadium merosoit ke dalam aliran darah dan masuk ke sel-sel darah merah. Waktu inkubasi didalam sel-sel hepar ini sekitar 6 – 8 hari.

Palsmodium fase merosoit masuk kedalam sel-sel darah merah dan akan berubah menjadi fase trofosoit /ring/cincin dan fase Schizont. Pemeriksaan laboratorium biasanya akan mengidentifikasi fase ini di dalam sel-sel darah merah. Dari satu merosoit dapat berkembang dan pecah menjadi 16 – 32 merosoit tergantung jenis Plasmodiumnya. Pada saat ribuan sel darah merah pecah inilah kita akan menggigil.

Waktu sejak nyamuk Anopheles infektif menggigit sampai timbul symptom penyakit (masa inkubasi) sekitar 9 – 40 hari tergantung jenis Plasmodium dan kondisi lingkungannya.Sekitar satu minggu setelah seseorang menderita malaria akan terbentuk fase mikro dan makrogametosit dan ini merupakan fase yang bisa ditularkan ke nyamuk.

  • P falciparum 9 – 14 hari masa inkubasi
  • P vivax 12 – 17 hari masa inkubasi
  • P ovale 12 – 17 hari masa inkubasi
  • P malariae 18 – 40 hari masa inkubasi

Pada jenis Plasmodium vivax, beberapa merosoit akan bersembunyi dan memperbanyak diri didalam Limpa dan bertahan laten sampai beberapa tahun. Inilah yang menyebabkan seseorang sakit malaria lagi walaupun tidak lagi digigit nyamuk Anopheles.Keadaan seperti ni disebut kambuhan atau relaps.

Pada jenis Plasmodium falciparum, dapat mengakibatkan cerebral (otak) malaria dan symptom yang sangat hebat sehingga sering menimbulkan kematian penderita. Namun bila selesai/sukses pengobatannya penderita akan sembuh total dan tidak relaps.

Perkembangbiakan Plasmodium di dalam tubuh nyamuk dimana terjadi proses perkawinan mikro dan makrogametosit dikenal dengan siklus seksual, sedang perkembangbiakan didalam tubuh manusia dimana tidak terjadi perkawinan disebut siklus aseksual.

Perbedaan Telur Nyamuk

Telur Culex
Berbentuk oval panjang, berwarna coklat tua, berujung tumpul, terletak berkelompok berderet-deret seperti rakit.

Telur Aedes
Berbentuk lonjong, warna kehitaman dengan bentuk anyaman seperti kasa pada dinding telur.

Telur Mansonia
Berbentuk oval panjang, ujung yang satu bulat/tumpul ujung sedangkan yang lain runcing seperti duri, telur terletak dalam kelompok kecil (2-5 buah)

Telur Anopheles
berbentuk oval panjang, kedua ujung runcing, pada sekeliling bagian tengah terdapat alat pelampung.

Perbedaan larva nyamuk

Larva Culex
Tubuh terdiri dari kepala, thorax, abdomen, sifon dan anal segmen. Duri-duri pada ujung abdomen (Comb teeth) lebih dari satu baris. Sifon langsing dan panjang, bulu-bulu sifon (hairtuft) lebih dari satu pasang.

Larva Aedes
Tubuh terdiri dari kepala, thorax, abdomen, sifon dan anal segmen. Duri-duri pada ujung abdomen (Comb teeth) pada ujung abdomen hanya satu baris. sifon gemuk dan pendek, bulu-bulu sifon hanya satu pasang

Larva Mansonia
Tubuh terdiri dari kepala, thorax, abdomen, sifon dan anal segmen. Sifon bentuk kerucut gemuk pendek, pada ujung terdapat piercing valve yang bergerigi tajam warna coklat hitam.

Larva Anopheles
Tubuh terdiri dari kepala, thorax dan abdomen. Sifon tidak ada, mempunyai 2 spirakel pada ujung abdomen berbentuk bulat, terdapat palmate hair yang berbentuk kipas dan tergalphate pada ruas abdomen.